Jakarta Bersih-bersih, mampukah?
Merupakan pertanyaan dari lubuk hati rakyat yang
belum bisa terjawab. Tidak ada yang bisa menjamin atas jawaban itu, apakah
mampu? Atau tidak.
KAMI
MERINDUKAN GUBERNUR YANG PEDULI SAMPAH JAKARTA. Jakarta, kota yeng merupakan
kebanggaan Indonesia, kota yang menjadi pusat dari segala pusat yang ada di
negara kita ini, kota yang terletak pada koordinat 6°12’S 106°48’E, dan
merupakan jantungnya Indonesia.
Jakarta, mempunyai beban peran yang sangat berat
untuk negara, sebagai ibu kota dia patutnya menjadi berlian indah yang bersinar
di tengah negara ini, yang akan menjadi
pantulan dari hamparan nusantara Indonesia.
Berlian indah ini, sangat mewah namun sayang hanya
di luarnya saja, di pedalaman Jakarta banyak sekali rakyat yang menangis karena
tidak bisa dan tidak mampu mencapai mimpi yang mereka gantungkan di Jakarta.
Banyak sekali problematika yang tersirat jika kita bahas tentang “Jakarta” dan
salah satunya adalah sampah, sebagai penyebab lunturnya kualitas anak bangsa
karena terjangkit penyakit.
GUNUNG DI JAKARTA, yang terbuat dari
sampah
Gedung-gedung di Jakarta semakin tinggi, namun
apakah kalian bangga? Tidak! Karena di balik itu semua gunung-gunung sampah pun
makin meninggi, dan mendapatkan penangan yang sangat minim.
Berikut, beberapa fakta mengenai sampah di Jakarta
:
·
Perkembangan
sampah di Jakarta sangat pesat, yaitu 6500 ton per hari
·
Event
besar yang diadakan di Indonesia pun, menjadi alasan makin meningkatnya
perkembangan sampah Jakarta
·
Kepala
Dinas Kebersihan Prov.DKI Jakarta Eko Bharuna menjelaskan, terjadi peningkatan
sekitar 11% dari volume sampah per hari pada peringatan tahun baru 2012.
Jumlahnya mencapai 6.745 ton (tempo.co, 2/1/2012).
·
Kondisi
yang sama juga terjadi pada saat romadhon. Pada Ramadhan 2012, volume sampah
diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 5-10% sebesar 650 ton per hari. Angka
ini dietimasikan dari jumlah sampah sebesar 6.500 ton per hari (tempo.co,
8/8/2012).
Akibat dari fakta-fakta di atas
:
·
Banjir ← tempat pembuangan sampah yang kurang
memadai dapat mengakibatkan berbagai wadah penampungan air menjadi sarana
pembuangan sampah.
·
Perkembangan Penyakit ←makin banyaknya jenis
penyakit yang siap menjangkit rakyat. Sementara, penaggulangan kesehatan pun
belum memadai, khususnya untuk rakyat yang kurang
mampu.
·
Kesulitan air bersih ←air bersih makin sulit
dikarenakan wadah penampungan air berlaih peran menjadi penampungan
sampah
·
Pemandangan Jakarta tidak lagi asri ←sampah juga
dapat menjadi sebab beberapat tempat di Jakarta beralih peran menjadi tempat
sampah dadakan.
Solusi dari permasalahan di atas
:
Tentunya beberapa pergerakan yang harus dilakukan
untuk menanggulangi permasalahan sampah ini harus dilakukan tidak hanya oelh
gubernur dan konconya, melainkan rakyat harus turun tangan, karena sesungguhnya
kesejahteraan Indonesia ada di tangan rakyatnya
sendiri.
Mari kita berkaca pada pengelolaan sampah di negera
maju :
1. Jepang :
§
Di
awali dengan datangnya dua unit mobil pengangkut sampah ke sebuah kompleks
perumahan. Di mana di depan rumah-rumah tersebut telah ada dua unit tempat
sampah besar, yang tertulis sampah organik dan sampah bukan organik. Satu unit
mobil pengangkut sampah untuk mengangkut sampah basah. Sedang satu unit mobil
sampah untuk mengangkut sampah-sampah non organik.
Dan,
jadwal pengangkutan sampah organik dan non organik tidak dilakukan pada hari
yang sama. Dan juga sampah di Jepang terbagi atas 3 jenis,
yaitu
o
Sampah-sampah
yang basah yang hanya berisi sampah sisa-sisa makanan, sisa-sisa potongan
sayur-mayur dan sampah organik (seperti kertas-kertas, tissue dan bekas dos-dos
kecil bekas sabun cuci dsb)
o
Sampah-sampah
dari plastik, spt kantong-kantong yang terbuat dari plastik, dan pet botol
plastik
o
Sampah-sampah
yang terbuat dari kaca dan besi
pabrik
pengolahan sampah rumah tangga, sampah yang terbuat dari plastik dan sampah yang
terbuat dari kaca dan besi semua berada di tempat yang berbeda-beda.
Pengangkutan
pengambilan sampah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pun berbeda-beda.
Masyarakat telah diberikan pengarahan oleh pemerintahan daerah masing-masing
untuk memilah sampah-sampah tersebut dari rumah, sebelum di serahkan pada
petugas sampah dengan kantong plastik sampah khusus yang berbeda-beda jenis
pula.
Sesampainya
unit mobil pengangkut sampah di pabrik. Truk pengangkut sampah tersebut
membongkar muatannya di dalam gudang, tetapi sampah tersebut langsung di
cemplungkan ke dalam sebuah bak yang super besar dan kedalamannya bisa puluhan
meter dari permukaan tanah.
2.
Di
Uni Amerika
Amerika
Serikat maupun Uni Eropa, berpegang pada tiga prinsip berikut untuk menangani
sampah:
1.
Mencegah produksi sampah
Strategi
ini adalah yang terpenting dalam pola pengelolaan sampah yang sangat terkait
dengan upaya perusahaan untuk memimimalisir kemasan dan upaya memengaruhi
konsumen untuk membeli produk-produk yang ramah
lingkungan.
Jika
upaya ini berhasil – dengan bantuan media dan lembaga terkait – maka dunia akan
bisa mengurangi sampah secara signifikan dan mendorong penggunaan bahan-bahan
ramah lingkungan dalam setiap produk yang dikonsumsi oleh
masyarakat.
2.
Mendaur ulang dan menggunakan kembali suatu produk
Jika
kita masih sulit untuk mencegah terciptanya sampah, langkah daur ulang adalah
langkah alternatif yang bisa dilakukan untuk
menguranginya.
Baik
AS maupun negara Uni Eropa, mereka sudah menentukan jenis sampah apa saja yang
menjadi prioritas untuk diolah dan didaur ulang, meliputi sampah kemasan, limbah
kendaraan, beterai, peralatan listrik dan sampah
elektronik.
Uni
Eropa juga meminta negara-negara anggotanya untuk membuat peraturan tentang
pengumpulan sampah, daur ulang, penggunaan kembali dan pembuangan sampah-sampah
di atas. Hasilnya tingkat daur ulang sampah kemasan di beberapa negara anggota
Uni Eropa mencapai lebih dari 50%.
Di
AS, keberhasilan upaya daur ulang sejumlah produk juga sangat menggembirakan.
Jumlah baterai (aki) kendaraan yang berhasil didaur ulang mencapai 96%. Jumlah
surat kabar dan kertas yang berhasil didaur ulang ada di tempat kedua sebesar
71% dan sekitar duapertiga (67%) kaleng baja berhasil didaur ulang. Tantangan
terbesar ada pada upaya mendaur ulang produk-produk elektronik konsumen dan
wadah gelas. AS baru berhasil mendaur ulang seperempat (25%) dan
sepertiganya.
3.
Memerbaiki cara pengawasan dan pembuangan sampah akhir
Jika
sampah tidak berhasil didaur ulang atau digunakan kembali sampah harus dibakar
dengan aman. Lokasi pembuangan sampah adalah solusi terakhir. Kedua metode ini
memerlukan pengawasan yang ketat karena berpotensi merusak
lingkungan.
Uni
Eropa baru-baru ini menyetujui peraturan pengelolaan TPA yang sangat ketat
dengan melarang pembuangan ban bekas dan metetapkan target pengurangan sampah
yang bisa terurai secara biologis.
Batas
polusi di tempat pembakaran sampah juga telah ditetapkan. Mereka juga berupaya
mengurangi polusi dioksin dan gas asam seperti nitrogen oksida (NOx), sulfur
dioksida (SO2), dan hidrogen chlorida (HCL), yang sangat berbahaya bagi
kesehatan.
Catatan
penting, berdasarkan data EPA, upaya daur ulang dan pembuatan kompos di AS
berhasil mencegah pembuangan 85,1 juta ton sampah pada 2010, naik dari hanya 15
juta ton pada 1980.
Prestasi
ini setara dengan mencegah pelepasan sekitar 186 juta metrik ton emisi setara
karbon dioksida (CO2) ke udara pada 2010 atau setara dengan memensiunkan 36 juta
mobil dari jalan raya dalam satu tahun!
Upaya
pengelolaan sampah yang baik tidak hanya memecahkan masalah pencemaran
lingkungan tapi juga bisa menjadi solusi memerlambat efek pemanasan
global
Solusi
dari gubernur kita (Jokowi) :
Berdasarkan ulasan dalam salah satu artikel dari
tempo.co yang berjudul Apa Kata Jokowi Soal Sampah Jakarta pada 28 Juni
2012, beliau mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah harus dilakukan
dari awal hingga akhir. Pengelolaan itu harus dimulai dari awal. Sampah sudah
terbagi menjadi sampah hijau, sampah plastic, atau sampah logam. Selanjutnya,
sampah tersebut ditentukan mana yang masuk tempat penampungan sementara dan
tempat pembuangan akhir.
Menurutnya, tempat pembuangan akhir harus digarap
dan diberi suntikan dana yang berasal dari APBD atau investor. Selanjutnya,
sampah itu akan dibakar untuk dijadikan sumber listrik dan diubah menjadi
kompos.
kita
sebagai bagian dari Indonesia khususnya Jakarta, mempunyai kewajiban penuh dalam
penanggulangan sampah ini, mari mulai dari diri sendiri dan mulai dari hal yang
kecil. Mari kita bergandengan tangan menyelesaikan problematika sampah ini,
karena semua masalah pasti bisa diselesaikan asal ada niat dan komitmen nyata.