RSS

Kamis, 01 November 2012

Jakarta Bersih-bersih, mampukah?


Jakarta Bersih-bersih, mampukah?
Merupakan pertanyaan dari lubuk hati rakyat yang belum bisa terjawab. Tidak ada yang bisa menjamin atas jawaban itu, apakah mampu? Atau tidak.
KAMI MERINDUKAN GUBERNUR YANG PEDULI SAMPAH JAKARTA. Jakarta, kota yeng merupakan kebanggaan Indonesia, kota yang menjadi pusat dari segala pusat yang ada di negara kita ini, kota yang terletak pada koordinat 6°12’S 106°48’E, dan merupakan jantungnya Indonesia.
Jakarta, mempunyai beban peran yang sangat berat untuk negara, sebagai ibu kota dia patutnya menjadi berlian indah yang bersinar di tengah negara ini, yang akan menjadi pantulan dari hamparan nusantara Indonesia.
Berlian indah ini, sangat mewah namun sayang hanya di luarnya saja, di pedalaman Jakarta banyak sekali rakyat yang menangis karena tidak bisa dan tidak mampu mencapai mimpi yang mereka gantungkan di Jakarta. Banyak sekali problematika yang tersirat jika kita bahas tentang “Jakarta” dan salah satunya adalah sampah, sebagai penyebab lunturnya kualitas anak bangsa karena terjangkit penyakit.
GUNUNG DI JAKARTA, yang terbuat dari sampah
Gedung-gedung di Jakarta semakin tinggi, namun apakah kalian bangga? Tidak! Karena di balik itu semua gunung-gunung sampah pun makin meninggi, dan mendapatkan penangan yang sangat minim.
Berikut, beberapa fakta mengenai sampah di Jakarta :
· Perkembangan sampah di Jakarta sangat pesat, yaitu 6500 ton per hari
· Event besar yang diadakan di Indonesia pun, menjadi alasan makin meningkatnya perkembangan sampah Jakarta
· Kepala Dinas Kebersihan Prov.DKI Jakarta Eko Bharuna menjelaskan, terjadi peningkatan sekitar 11% dari volume sampah per hari pada peringatan tahun baru 2012. Jumlahnya mencapai 6.745 ton (tempo.co, 2/1/2012).
· Kondisi yang sama juga terjadi pada saat romadhon. Pada Ramadhan 2012, volume sampah diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 5-10% sebesar 650 ton per hari. Angka ini dietimasikan dari jumlah sampah sebesar 6.500 ton per hari (tempo.co, 8/8/2012).
Akibat dari fakta-fakta di atas :
· Banjir ← tempat pembuangan sampah yang kurang memadai dapat mengakibatkan berbagai wadah penampungan air menjadi sarana pembuangan sampah.
· Perkembangan Penyakit ←makin banyaknya jenis penyakit yang siap menjangkit rakyat. Sementara, penaggulangan kesehatan pun belum memadai, khususnya untuk rakyat yang kurang mampu.
· Kesulitan air bersih ←air bersih makin sulit dikarenakan wadah penampungan air berlaih peran menjadi penampungan sampah
· Pemandangan Jakarta tidak lagi asri ←sampah juga dapat menjadi sebab beberapat tempat di Jakarta beralih peran menjadi tempat sampah dadakan.
Solusi dari permasalahan di atas :
Tentunya beberapa pergerakan yang harus dilakukan untuk menanggulangi permasalahan sampah ini harus dilakukan tidak hanya oelh gubernur dan konconya, melainkan rakyat harus turun tangan, karena sesungguhnya kesejahteraan Indonesia ada di tangan rakyatnya sendiri.
Mari kita berkaca pada pengelolaan sampah di negera maju :
1. Jepang :
§ Di awali dengan datangnya dua unit mobil pengangkut sampah ke sebuah kompleks perumahan. Di mana di depan rumah-rumah tersebut telah ada dua unit tempat sampah besar, yang tertulis sampah organik dan sampah bukan organik. Satu unit mobil pengangkut sampah untuk mengangkut sampah basah. Sedang satu unit mobil sampah untuk mengangkut sampah-sampah non organik.
Dan, jadwal pengangkutan sampah organik dan non organik tidak dilakukan pada hari yang sama. Dan juga sampah di Jepang terbagi atas 3 jenis, yaitu
o Sampah-sampah yang basah yang hanya berisi sampah sisa-sisa makanan, sisa-sisa potongan sayur-mayur dan sampah organik (seperti kertas-kertas, tissue dan bekas dos-dos kecil bekas sabun cuci dsb)
o Sampah-sampah dari plastik, spt kantong-kantong yang terbuat dari plastik, dan pet botol plastik
o Sampah-sampah yang terbuat dari kaca dan besi
pabrik pengolahan sampah rumah tangga, sampah yang terbuat dari plastik dan sampah yang terbuat dari kaca dan besi semua berada di tempat yang berbeda-beda.
Pengangkutan pengambilan sampah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pun berbeda-beda. Masyarakat telah diberikan pengarahan oleh pemerintahan daerah masing-masing untuk memilah sampah-sampah tersebut dari rumah, sebelum di serahkan pada petugas sampah dengan kantong plastik sampah khusus yang berbeda-beda jenis pula.
Sesampainya unit mobil pengangkut sampah di pabrik. Truk pengangkut sampah tersebut membongkar muatannya di dalam gudang, tetapi sampah tersebut langsung di cemplungkan ke dalam sebuah bak yang super besar dan kedalamannya bisa puluhan meter dari permukaan tanah.
2. Di Uni Amerika
Amerika Serikat maupun Uni Eropa, berpegang pada tiga prinsip berikut untuk menangani sampah:
1. Mencegah produksi sampah
Strategi ini adalah yang terpenting dalam pola pengelolaan sampah yang sangat terkait dengan upaya perusahaan untuk memimimalisir kemasan dan upaya memengaruhi konsumen untuk membeli produk-produk yang ramah lingkungan.
Jika upaya ini berhasil – dengan bantuan media dan lembaga terkait – maka dunia akan bisa mengurangi sampah secara signifikan dan mendorong penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan dalam setiap produk yang dikonsumsi oleh masyarakat.
2. Mendaur ulang dan menggunakan kembali suatu produk
Jika kita masih sulit untuk mencegah terciptanya sampah, langkah daur ulang adalah langkah alternatif yang bisa dilakukan untuk menguranginya.
Baik AS maupun negara Uni Eropa, mereka sudah menentukan jenis sampah apa saja yang menjadi prioritas untuk diolah dan didaur ulang, meliputi sampah kemasan, limbah kendaraan, beterai, peralatan listrik dan sampah elektronik.
Uni Eropa juga meminta negara-negara anggotanya untuk membuat peraturan tentang pengumpulan sampah, daur ulang, penggunaan kembali dan pembuangan sampah-sampah di atas. Hasilnya tingkat daur ulang sampah kemasan di beberapa negara anggota Uni Eropa mencapai lebih dari 50%.
Di AS, keberhasilan upaya daur ulang sejumlah produk juga sangat menggembirakan. Jumlah baterai (aki) kendaraan yang berhasil didaur ulang mencapai 96%. Jumlah surat kabar dan kertas yang berhasil didaur ulang ada di tempat kedua sebesar 71% dan sekitar duapertiga (67%) kaleng baja berhasil didaur ulang. Tantangan terbesar ada pada upaya mendaur ulang produk-produk elektronik konsumen dan wadah gelas. AS baru berhasil mendaur ulang seperempat (25%) dan sepertiganya.
3. Memerbaiki cara pengawasan dan pembuangan sampah akhir
Jika sampah tidak berhasil didaur ulang atau digunakan kembali sampah harus dibakar dengan aman. Lokasi pembuangan sampah adalah solusi terakhir. Kedua metode ini memerlukan pengawasan yang ketat karena berpotensi merusak lingkungan.
Uni Eropa baru-baru ini menyetujui peraturan pengelolaan TPA yang sangat ketat dengan melarang pembuangan ban bekas dan metetapkan target pengurangan sampah yang bisa terurai secara biologis.
Batas polusi di tempat pembakaran sampah juga telah ditetapkan. Mereka juga berupaya mengurangi polusi dioksin dan gas asam seperti nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), dan hidrogen chlorida (HCL), yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Catatan penting, berdasarkan data EPA, upaya daur ulang dan pembuatan kompos di AS berhasil mencegah pembuangan 85,1 juta ton sampah pada 2010, naik dari hanya 15 juta ton pada 1980.
Prestasi ini setara dengan mencegah pelepasan sekitar 186 juta metrik ton emisi setara karbon dioksida (CO2) ke udara pada 2010 atau setara dengan memensiunkan 36 juta mobil dari jalan raya dalam satu tahun!
Upaya pengelolaan sampah yang baik tidak hanya memecahkan masalah pencemaran lingkungan tapi juga bisa menjadi solusi memerlambat efek pemanasan global
Solusi dari gubernur kita (Jokowi) :
Berdasarkan ulasan dalam salah satu artikel dari tempo.co yang berjudul Apa Kata Jokowi Soal Sampah Jakarta pada 28 Juni 2012, beliau mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah harus dilakukan dari awal hingga akhir. Pengelolaan itu harus dimulai dari awal. Sampah sudah terbagi menjadi sampah hijau, sampah plastic, atau sampah logam. Selanjutnya, sampah tersebut ditentukan mana yang masuk tempat penampungan sementara dan tempat pembuangan akhir.
Menurutnya, tempat pembuangan akhir harus digarap dan diberi suntikan dana yang berasal dari APBD atau investor. Selanjutnya, sampah itu akan dibakar untuk dijadikan sumber listrik dan diubah menjadi kompos.
kita sebagai bagian dari Indonesia khususnya Jakarta, mempunyai kewajiban penuh dalam penanggulangan sampah ini, mari mulai dari diri sendiri dan mulai dari hal yang kecil. Mari kita bergandengan tangan menyelesaikan problematika sampah ini, karena semua masalah pasti bisa diselesaikan asal ada niat dan komitmen nyata.


0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
Copyright Walking for The Bright Future 2009. Powered by Blogger.Wordpress Theme by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul Dudeja.